Thalasemia?!? dulu ketika pertama kali mendengar kata ini, masih bertanya tentang seberapa bahaya penyakit ini dan apakah penyakit ini menular atau tidak, namun sekarang seiring dengan maju era teknologi dan gencarnya sosialisasi tentang penyakit ini mulai dari kalangan anak muda sampai kalangan birokrat, menyebabkan kata ini begitu familiar, tapi tidak sedikit yang tidak mengetahui apakah penyakit ini menular atau tidak.
Menurut referensi wikipedia, Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun. Yang paling praktis dalam menggambarkan tentang bahanya penyakit ini adalah bahwa penderita Thalasemia harus melakukan transfusi darah selama seumur hidupnya, namun demikian penyakit ini tidak menular selain dari diturunkan.
Satu-satunya cara untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan scringing atau cek darah untuk mengetahui apakah pembawa sifat, sehat atau bahwa mengidap thalasemia. Jika penderita atau pembawa sifat thalasemia menikah dengan sesama pembawa sifat atau penderita thalasemia maka besar kemungkinan anaknya akan menderita thalasemia. Pentingnya screning ini untuk membuat kita lebih hati-hati dalam memilih pasangan agar kelak ketika menikah anak-anak keturunan kita tidak mengidap penyakit thalasemia.
STIKes Dharma Husada Bandung sebagai salah satu institusi kesehatan melakukan upaya-upaya dalam upaya mencegah penyebaran thalasemia dengan melakukan sosialisasi sekaligus screening thalasemia yang sudah dilakukan selama 2 tahun terakhir ini, yang paling baru tentunya pada hari Sabtu, 20 Oktober 2012 bertempat di Balai Kota Bandung STIKes Dharma Husada Bandung bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung melakukan sosialisasi dan screening thalasemia yang langsung dihadiri oleh Wali Kota Bandung Dr. H. Dada Rosada dan Ibu Nani Dada Rosada, dari STIKes Dharma Husada sendiri dihadiri oleh 300 orang mahasiswa dan pimpinan STIKes Dharma Husada Bandung.