Perjalan ini memang berat teman,
tapi bukan tidak mungkin untuk dilewati. Mungkin inilah yang ada dibenak para
peserta abdi muda yang mengikuti sesi terakhir Intensif Training Leadership Abdi Muda yang dilaksanakan selama dua
hari dari tanggal 01-02 september 2012. Sebelumnya pada hari Jumat 01 september,
para peserta dibekali dengan materi Kebencanaan mulai dari Volunteering Spirit, Volunteering Basic Skill, Manajemen Perjalanan, Basic
Survival, Simulasi Emergency yang diberikan oleh Tim KORSA.
Selanjutnya pada hari Sabtu diteruskan
materi kelas dengan menghadirkan beberapa Pemateri yang ahli dibidangnya
seperti Problem solving dan Problem Assesment Public yang
disampaikan oleh Dosen Kesehatan Masyarakat STIKes DHB yaitu Drs H. A. Muchyi,
MM (Mantan Deputi KB BKKBN, Mantan Asisten Menteri Bidang Kuantitas Penduduk
Kementrian Kependudukan, Mantan Kepala BKKBN JABAR). Dalam usianya yang tidak
muda lagi beliau masih mampu memberikan banyak pengetahuan yang bermakna dalam
materi yang telah disampaikannya terutama mengenai program kemasyarakatan yang
merupakan modal bagi para peserta Abdi Muda sebelum diterjunkan ke masyarakat. Menjelang
sore Kelas dilanjutkan oleh Ust. Solihat, S.Ag. MM. dengan materi tentang Pergerakan
dan kepemimpinan pemuda islam sebagai solusi meningkatnya daya saing bangsa.
Menjelang malam dimulailah
kegiatan pembinaan mental dan Psikologis. dalam sesi ini tidak hanya menguras
fisik, tetapi juga membutuhkan kekuatan mental, dan ketajaman intelektualitas
peserta. Pada saat praktek survival ini, siswa dilucuti perbekalannya, dan
diharuskan mencari makan dari lingkungan sekitar dan membuat masakan sendiri.
Praktek survival dilakukan dengan berjalan kaki, para peserta diharuskan
melakukan long march dari kampus STIKes DHB (Antapani) menuju Puncak Manglayang.
porsi latihan fisik ini juga bertujuan untuk mempersiapkan fisik kami ketika
akan melakukan pengabdian kemasyarakat nanti mengingat didaerah penempatan para
peserta Abdi Muda diharuskan siap dengan keadaan gunung yang menjulang serta
tebing yang curam.
Porsi latihan fisik semakin jam semakin
berat. Karena mulai jalanan aspal sampai bebatuan harus dilewati semua peserta
tanpa terkecuali dengan jarak sekitar 25 KM dan lama tempuh 7 jam dimulai Pukul
23.00-07.00 Pagi, dengan berjalan kaki diserta beban perlengkapan yang mulai
terasa menguras stamina. Banyak kejadian unik yang terjadi selama perjalanan, mulai
dari peserta yang tertidur sambil berjalan hingga ada barang pribadi yang
tercecer, semua ada hukumannya. Hukuman yang diberikan dapat diberikan secara
perseorangan atau diberikan pada seluruh siswa dalam satu angkatan. Beban yang
dirasakan lebih daripada beban fisik adalah beban mental. Beberapa peserta
bahkan sudah ada yang menyerah dikarenakan kelelahan disertai lecet dari
gesekan sepatu sampai keram otot kaki. Dengan berusaha untuk tetap tabah
melalui kata-kata yang dapat menumbuhkan semangat, para peserta saling bahu
membahu untuk mampu menyelesaikan perjalanan ini secara bersama. Salah satunya
adalah tentang ketabahan, dimana tabah bukan hanya di awal, tabah tidak di
tengah-tengah, tetapi tabah itu sampai akhir dan tetap percaya bahwa kesulitan
hari ini akan berakhir, dan kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hari
esok.