Sabtu, 08 November 2014. Himpunan Mahasiswa Program Studi D 3 Refraksi Optisi STIKes Dharma Husada Bandung sukses menggelar acara seminar memperingati World Sight Day (hari penglihatan se-dunia) yang di selenggarakan langsung di kampus STIKes Dharma Husada Bandung.
Acara yang di mulai pada pukul 08.00 Wib, itu dihadiri hampir 300 peserta dari berbagai program studi dan beberapa perwakilan organisasi dari kampus lain yang sengaja diundang untuk ikut memberikan dukungan terkait kebutaan di Indonesia khususnya di Jawa Barat. Dengan mengusung tema “kesinergian antar tenaga kesehatan guna menekan angka kebutaan dan Low Vision ” panitia menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya yaitu dr. Mayang rini SpM, MSC dan dr. Aldiana Halim SpM. dari Rumah Sakit Cicendo serta Founder Syamsi Dhuha Foundation Ibu Dian syarief.
Dalam pembahasanya dr. Aldiana mengatakan bahwa kebutaan dan Low Vision masih banyak di Indonesia, dan sebagai tenaga kesehatan dr. Aldiana mengajak semua peserta yang seluruhnya adalah mahasiswa kesehatan harus mengetahui cara mendeteksi dini kebutaan dan Low Vision dimasyarakat agar dapat ditanggulangi secara cepat. Pernyataan tersebut juga di perkuat oleh pernyataan dr. Mayang Rini yaitu cara menanggulangi supaya tidak terjadi totally blind ( buta secara keseluruhan ), dengan melihat tanda-tanda orang yang akan mengalami kebutaan, salah satunya yaitu pupil terlihat putih dan katarak. Maka menurut dr. Mayang Rini apabila menemukan teman atau saudara yang mengalami kelainan seperti itu harus sesegera mungkin di bawa ke dr. Mata atau di bawa ke rumah sakit mata. Penyebab Kebutaan dan Low Vision yang sering terjadi adalah karena prilaku keseharianya yang jorok atau kotor dan pola hidup bersih dan sehatnya sangat kurang seperti merokok, dan mengkonsumsi alkohol.
Pada sesi berikutnya Ibu Dian Syarief yang merupakan penyandang low vision sekaligus pendiri dan menjabat sebagai ketua Yayasan Syamsi Dhuha Foundation yang menjadi tempat berkumpulnya para penyandang low vision. hadir memberikan motivasi kepada semua peserta bahwa banyak saudara kita yang hidup dengan berkebatasan penglihatan. Meskipun hidup dengan keterbatasan penglihatan Ibu Dian Syarief menyampaikan sebuah pesan yaitu “jangan halangi kita untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain, jangan pernah menyalahkan pada tuhan apabila terjadi musibah terhadap diri kita di balik musibah itu tuhan memberikan hikmah dan rahasia yang besar” ujar Ibu Dian Syarief yang mempunyai philosofi mentari pagi penuh dengan kebaikan.
Ibu Dian Syarief sudah malang melintang bukan hanya di negeri sendiri menyuarakan tentang masalah kebutaan dan low vision, beliau bersama Yayasan Syamsi Dhuha Foundation pernah diundang dalam pemberian penghargaan peraih Sasakawa Health Prize 2012 dari WHO di Jenewa dan International Lifetime Achievement Award, Vancouver – Canada. serta banyak penghargaan lainnya baik tingkat Nasional dan Internasional.
Kemudian Ibu Dian Syarief mengajak semua peserta untuk mengatakan yel-yel penyemangat hidup untuk low vison yang berbunyi “ low vison bright passion, low vision bright passion, Never give up tak pernah putus asa, Never give up tak mudah menyerah”.
Selanjutnya acara dimeriahkan dengan games pengenalan low vision, penampilan musik dari Alphabet Band, cek kesehatan mata gratis dan di akhiri dengan bazar hasil karya teman-teman dari Syamsi Dhuha Foundation seperti buku, audio music hasil karya orang-orang penyandang low vision termasuk novel yang ditulis oleh Ibu Dian Syarief.
Sementara Geri Maulana selaku Ketua pelaksana, berharap di tahun depan bisa menggelar seminar World Sight Day lagi dengan level Nasional agar mahasiswa kesehatan diseluruh Indonesia bisa ikut peduli dan berkontribusi dalam mensosialisasikan tentang bahaya kebutaan dan Low Vision karena masalah kesehatan mata di Indonesia masih banyak.